Me And My Friends : Rosya, Tiara, Nanda, Mita, Pia, Shinta, Hanna, Fany & Nail

Sabtu, 30 November 2013

The Story Of My Work


Kado Untuk Kak Nay
Hai!, namaku Maulidya Saskia Dewi, teman-teman bisa panggil aku Saskia ya!, tempat aku lahir yaitu di Jakarta, pada tanggal 05 Januari 2002. Aku mempunyai seorang kakak perempuan yang cantik, cerdas dan baik hati namanya Merissa Eka Nayya, panggil saja dia Nay, ia lahir di Jakarta, pada tanggal 29 Agustus 1998. Papaku bernama Fakhri Ardi Wijaya atau biasa dipanggil Pak Ardi. Mamaku bernama Nurul Faqiah, atau biasa dipanggil Ibu Faqia.
“Saskia!, cepat! Habiskan susunya! Mobil jemputan sudah datang!” Seru Mama.
“Ya Ma! Sebentar!” Aku menghabiskan susu lalu mengambil tasku dan keluar.
“Saskia pamit dulu Ma! Assalamu’alaikum!”
“Wa’alaikumsalam!”
Aku langsung naik ke mobil jemputan sekolahku.
“Hai Sis!” Sapa Ranya (Baca : Rania), ia adalah temanku yang duduk di belakangku, ia duduk bersama Lisa.
“Hai juga Ran!” Balasku.
“Apa kamu sudah mengerjakan PR IPS?” Tanya Rania, aku mengambil duduk di samping Rania.
“Sudah kok!” Kami berbincang bincang selama perjalanan.
Setelah sampai di sekolah, aku langsung memasuki kelas, dan Bu Rifka masuk.
“Selamat pagi murid-murid!” Sapa Bu Rifka.
“Selamat Pagi Bu!” Kor semua murid.
“Siapa yang tidak masuk?” Tanya Bu Rifka.
“Cantika bu!”
“Ada yang tahu kenapa Cantika tidak masuk?”
“Sedang sakit bu!”
Pelajaran bahasa Indonesia dimulai, setelah Pelajaran bahasa Indonesia selesai, Bu Yeta masuk, guru IPS.
Setelah Pelajaran Bahasa Indonesia dan IPS selesai…
KRRIINGG!!! KRRIINGG!!! Bel istirahat berbunyi.
“Bella, Zahra! Ke kantin yuk!” ajakku kepada sahabat-sahabatku.
“Yuk!” Kami pergi ke kantin.
“Bella, Zahra, mau pesan apa?, biar aku yang pesan buat kalian” Tawarku.
“Mie goreng dan jus jeruk saja” Kata Bella.
“Nasi goreng dan jus jeruk” kata Zahra.
“Okay!” Aku berjalan ke tempat makanan.
“Mbak Tira!, pesan mie goreng satu, nasi goreng satu, kwetiau goreng satu, dan jus jeruknya tiga, di meja nomor Sembilan ya Mbak!” Mbak Tira adalah salah satu pegawai kantin yang paling akrab sama Siska.
“Iya Siska”
Aku kembali duduk.
“Eh, Siska!, bukannya minggu depan kakakmu ulang tahun ya?!” Tanya Zahra.
“Iya ya! Kok aku lupa sih sama ulang tahun kakakku sendiri!” Kataku sambil menepuk keningku.
“yee… dasar Siska!”
“Tapi… mau ngasih kado apa ya untuk Kak Nay?, masalahnya aku tidak tahu apa yang diinginkan Kak Nay “ Ujarku.
“Ini pesanannya” Mbak Tira datang lalu menaruh pesanan di meja.
“Berapa semuanya Mbak?” Tanyaku.
“Mie Goreng lima ribu, nasi Goreng lima ribu, Kwetiau Goreng tujuh ribu, dan jus jeruknya tiga ribu” memang, menu Kwetiau Goreng di sini enak sekali.
Zahra memberikan uang delapan ribu, Aku sepuluh ribu dan Bella memberikan uang delapan tibu.
“Sudah, Makasih ya Mbak!”
“Sama-sama” Mbak Siska kembali ke tempatnya melayani pesanan orang yang lain.
“Wah.. Yummy banget deh… harum..” Pujiku.
“Lebay deh Siska! Hahaha!”  Kata Bella.
“Yee.. benar kok Siska! Coba aja nih!”
Kami makan sambil mengobrol.
KRRINGG!! KRRINGG!! Bel tanda istirahat sudah selesai berbunyi.
Seluruh Murid SDI Nurul Fatihah berlari ke kelas.
Bu Erna, guru matematika memasuki kelas dan memulai pelajaran matematika, setelah Bu Erna, Bu Ghina, guru IPA.
KRRIINGG!!... KRRIIINGG!!... Bel Pulang berbunyi, pukul Satu tepat kami pulang sekolah. Aku segera menaiki mobil jemputan. Aku memilih duduk sendiri di belakang.
Setelah sampai di rumah…
Tok!.. tok!.. tok!... aku mengetuk pintu rumah yang terkunci.
“assalamu’alaikum!” Salamku.
“Wa’alaikumsalam!”
Bi Nina membukakan pintu.
“Mama mana?”
“Lagi ke rumah Tante Qirana ngambil jahitan”
“Oh…”
Aku masuk ke dalam kamarku lalu mengganti pakaianku dengan t-shirt pendek lalu menaruh seragam kotorku ke keranjang.
Tampaknya kak Nay sudah pulang.
Aku shalat zuhur dan pergi ke ruang keluarga untuk menonton tv, Kak Nay menghampiriku.
“Siska, mama mana?”
“Kata Bi Nina, Mama pergi ke tempat tante Qirana ngambil jahitan”
“ngambil Jahitan apa?”
“Entah!” Aku dan Kak Nay menonton TV.
Malamnya ketika Semua keluargaku tengah berkumpul di ruang keluarga..
“Ma… belikan handphone dong, handphoneku rusak nih!, tapi nggak usah handphone yang terlalu mahal, cukup yang bisa buat internetan saja juga nggak papa kok” Kata Kak Nay yang tengah mengutak ngatik handphonennya.
Keesokan Harinya, aku melihat buku tabungan di sekolah, jumlahnya lima ratus ribu, pasti tidak cukup beli handphone, memang, aku berencana memberi kado Kak Nay sebuah handphone.
ketika Kak Nay sedang belajar dan Mama memasak di dapur, aku membisikkan sesuatu kepada Papa yang sedang meminum kopi.
“Papa.. papa!”
“Kenapa?”
“Sebentar lagi kan Kak Nay Ulang tahun tuh, kebetulan Kak Nay ingin beli handphone lagi, karena handphonenya rusak”
“Lalu?”
“Bagaimana Papa kasih kado Handphone buat Kak Nay, aku yang kasih aksesori, soalnya aku hanya mempunyai uang lima ratus ribu”
“Umm.. boleh juga tuh!, Handphone apa yang Kak Nay inginkan?”
“Pokoknya yang bisa buat internetan Pa”
“oke, Papa setuju, Papa yang beri handphonenya, dan kamu yang beli Aksesorinya, tapi uangnya jangan dipakai semua ya, tapi Papa belum gajian nih”
“saat ulang tahun Kak Nay minggu depan, Papa masih belum gajian?”
“Wah! Kalau minggu depan tiga hari sebelumnya, Papa sudah gajian”
“Jadi benar nih?”
“Iya Dong!”
“YEEE!!” Aku berteriak girang.
Akhirnya tiba pada ulang tahun Kak Nay, sebenarnya kami tidak membuatkan pesta besar besaran, tapi pesta kecil kecilan, hanya untuk Aku, Papa, mama dan Kak Nay, kini ulang tahunnya yang kelima belas, kami melakukannya di pinggir kolam renang yang ada di belakang rumah kami, dipinggir kolam renang kami menaruh banyak lilin hingga kolam renang terlihat sangat bening. Kak Nay memakai gaun yang cantik dan anggun.
Setelah meniup Lilin di kue ulang tahun dan membagi kue, kami mulai memberikan kado untuk Kak Nay.
Kak Nay membuka bungkusan dari Papa.
“Itu dari Papa Nay”
“Wah! Handphone! Terima kasih ya Pa!, aku memang lagi pengin banget sama Handphone!” Ujar Kak Nay bergembira.
“Yang itu dari Siska kak” Kataku ketika kak Nay membuka bungkusan yang berisi Aksesori handphone.
“Wah! Cantik cantik sekali!, makasih banget Ya Siska!”
“Nah, yang ini.. dari mama” Kata Mama ketika Kak Nay membuka kado yang kecil dari mama.
Kak Nay agak kecewa, dikiranya mama hanya memberi kado biasa, ia membukanya.
CINCIN!.
“Hah! Cincin! Mamaaa! Terima kasih ya!” Kak Nay mencoba cincin emas yang berujung love itu di jari manis kirinya, Pas!.
“Aduh.. terima kasih ya Pa!, Ma!, Siska!” Kata Kak Nay.
Kami berpelukan, Pokoknya malam itu kami sangat bahagia.
The End

Kamis, 28 November 2013

Mau lebih dekat berkenalan denganku? kunjungi atau sapa my fb : Amrina Rosyada Al Kahfi (Rosya Al Kahfi) dan twitter : AmrinaRosyada12