Amrina Rosyada Al Kahfi
Me And My Friends : Rosya, Tiara, Nanda, Mita, Pia, Shinta, Hanna, Fany & Nail
Rabu, 04 Desember 2013
Selamat Tidur
Selamat Tidur ya... hoahm... (rajin amat malam2 bka blog cm buat ngucapn selamat tidur! :D
Sabtu, 30 November 2013
The Story Of My Work
Kado Untuk Kak Nay
Hai!, namaku Maulidya Saskia Dewi,
teman-teman bisa panggil aku Saskia ya!, tempat aku lahir yaitu di Jakarta,
pada tanggal 05 Januari 2002. Aku mempunyai seorang kakak perempuan yang cantik,
cerdas dan baik hati namanya Merissa Eka Nayya, panggil saja dia Nay, ia lahir
di Jakarta, pada tanggal 29 Agustus 1998. Papaku bernama Fakhri Ardi Wijaya
atau biasa dipanggil Pak Ardi. Mamaku bernama Nurul Faqiah, atau biasa
dipanggil Ibu Faqia.
“Saskia!, cepat! Habiskan susunya!
Mobil jemputan sudah datang!” Seru Mama.
“Ya Ma! Sebentar!” Aku menghabiskan
susu lalu mengambil tasku dan keluar.
“Saskia pamit dulu Ma!
Assalamu’alaikum!”
“Wa’alaikumsalam!”
Aku langsung naik ke mobil jemputan
sekolahku.
“Hai Sis!” Sapa Ranya (Baca : Rania),
ia adalah temanku yang duduk di belakangku, ia duduk bersama Lisa.
“Hai juga Ran!” Balasku.
“Apa kamu sudah mengerjakan PR IPS?”
Tanya Rania, aku mengambil duduk di samping Rania.
“Sudah kok!” Kami berbincang bincang
selama perjalanan.
Setelah sampai di sekolah, aku
langsung memasuki kelas, dan Bu Rifka masuk.
“Selamat pagi murid-murid!” Sapa Bu
Rifka.
“Selamat Pagi Bu!” Kor semua murid.
“Siapa yang tidak masuk?” Tanya Bu
Rifka.
“Cantika bu!”
“Ada yang tahu kenapa Cantika tidak
masuk?”
“Sedang sakit bu!”
Pelajaran bahasa Indonesia dimulai,
setelah Pelajaran bahasa Indonesia selesai, Bu Yeta masuk, guru IPS.
Setelah Pelajaran Bahasa Indonesia
dan IPS selesai…
KRRIINGG!!! KRRIINGG!!! Bel
istirahat berbunyi.
“Bella, Zahra! Ke kantin yuk!”
ajakku kepada sahabat-sahabatku.
“Yuk!” Kami pergi ke kantin.
“Bella, Zahra, mau pesan apa?, biar
aku yang pesan buat kalian” Tawarku.
“Mie goreng dan jus jeruk saja” Kata
Bella.
“Nasi goreng dan jus jeruk” kata
Zahra.
“Okay!” Aku berjalan ke tempat
makanan.
“Mbak Tira!, pesan mie goreng satu,
nasi goreng satu, kwetiau goreng satu, dan jus jeruknya tiga, di meja nomor
Sembilan ya Mbak!” Mbak Tira adalah salah satu pegawai kantin yang paling akrab
sama Siska.
“Iya Siska”
Aku kembali duduk.
“Eh, Siska!, bukannya minggu depan
kakakmu ulang tahun ya?!” Tanya Zahra.
“Iya ya! Kok aku lupa sih sama ulang
tahun kakakku sendiri!” Kataku sambil menepuk keningku.
“yee… dasar Siska!”
“Tapi… mau ngasih kado apa ya untuk
Kak Nay?, masalahnya aku tidak tahu apa yang diinginkan Kak Nay “ Ujarku.
“Ini pesanannya” Mbak Tira datang
lalu menaruh pesanan di meja.
“Berapa semuanya Mbak?” Tanyaku.
“Mie Goreng lima ribu, nasi Goreng
lima ribu, Kwetiau Goreng tujuh ribu, dan jus jeruknya tiga ribu” memang, menu
Kwetiau Goreng di sini enak sekali.
Zahra memberikan uang delapan ribu,
Aku sepuluh ribu dan Bella memberikan uang delapan tibu.
“Sudah, Makasih ya Mbak!”
“Sama-sama” Mbak Siska kembali ke
tempatnya melayani pesanan orang yang lain.
“Wah.. Yummy banget deh… harum..”
Pujiku.
“Lebay deh Siska! Hahaha!” Kata Bella.
“Yee.. benar kok Siska! Coba aja
nih!”
Kami makan sambil mengobrol.
KRRINGG!! KRRINGG!! Bel tanda
istirahat sudah selesai berbunyi.
Seluruh Murid SDI Nurul Fatihah berlari ke kelas.
Seluruh Murid SDI Nurul Fatihah berlari ke kelas.
Bu Erna, guru matematika memasuki
kelas dan memulai pelajaran matematika, setelah Bu Erna, Bu Ghina, guru IPA.
KRRIINGG!!... KRRIIINGG!!... Bel
Pulang berbunyi, pukul Satu tepat kami pulang sekolah. Aku segera menaiki mobil
jemputan. Aku memilih duduk sendiri di belakang.
Setelah sampai di rumah…
Tok!.. tok!..
tok!... aku mengetuk pintu rumah yang
terkunci.
“assalamu’alaikum!” Salamku.
“Wa’alaikumsalam!”
Bi Nina membukakan pintu.
“Mama mana?”
“Lagi ke rumah Tante Qirana ngambil
jahitan”
“Oh…”
Aku masuk ke dalam kamarku lalu
mengganti pakaianku dengan t-shirt pendek lalu menaruh seragam kotorku
ke keranjang.
Tampaknya kak Nay sudah pulang.
Aku shalat zuhur dan pergi ke ruang
keluarga untuk menonton tv, Kak Nay menghampiriku.
“Siska, mama mana?”
“Kata Bi Nina, Mama pergi ke tempat
tante Qirana ngambil jahitan”
“ngambil Jahitan apa?”
“Entah!” Aku dan Kak Nay menonton
TV.
Malamnya ketika Semua keluargaku
tengah berkumpul di ruang keluarga..
“Ma… belikan handphone dong, handphoneku
rusak nih!, tapi nggak usah handphone yang terlalu mahal, cukup yang bisa buat
internetan saja juga nggak papa kok” Kata Kak Nay yang tengah mengutak ngatik
handphonennya.
Keesokan Harinya, aku melihat buku
tabungan di sekolah, jumlahnya lima ratus ribu, pasti tidak cukup beli
handphone, memang, aku berencana memberi kado Kak Nay sebuah handphone.
ketika Kak Nay sedang belajar dan
Mama memasak di dapur, aku membisikkan sesuatu kepada Papa yang sedang meminum
kopi.
“Papa.. papa!”
“Kenapa?”
“Sebentar lagi kan Kak Nay Ulang
tahun tuh, kebetulan Kak Nay ingin beli handphone lagi, karena handphonenya
rusak”
“Lalu?”
“Bagaimana Papa kasih kado Handphone
buat Kak Nay, aku yang kasih aksesori, soalnya aku hanya mempunyai uang lima
ratus ribu”
“Umm.. boleh juga tuh!, Handphone
apa yang Kak Nay inginkan?”
“Pokoknya yang bisa buat internetan
Pa”
“oke, Papa setuju, Papa yang beri
handphonenya, dan kamu yang beli Aksesorinya, tapi uangnya jangan dipakai semua
ya, tapi Papa belum gajian nih”
“saat ulang tahun Kak Nay minggu
depan, Papa masih belum gajian?”
“Wah! Kalau minggu depan tiga hari
sebelumnya, Papa sudah gajian”
“Jadi benar nih?”
“Iya Dong!”
“YEEE!!” Aku berteriak girang.
Akhirnya tiba pada ulang tahun Kak
Nay, sebenarnya kami tidak membuatkan pesta besar besaran, tapi pesta kecil
kecilan, hanya untuk Aku, Papa, mama dan Kak Nay, kini ulang tahunnya yang
kelima belas, kami melakukannya di pinggir kolam renang yang ada di belakang
rumah kami, dipinggir kolam renang kami menaruh banyak lilin hingga kolam
renang terlihat sangat bening. Kak Nay memakai gaun yang cantik dan anggun.
Setelah meniup Lilin di kue ulang
tahun dan membagi kue, kami mulai memberikan kado untuk Kak Nay.
Kak Nay membuka bungkusan dari Papa.
“Itu dari Papa Nay”
“Wah! Handphone! Terima kasih ya
Pa!, aku memang lagi pengin banget sama Handphone!” Ujar Kak Nay bergembira.
“Yang itu dari Siska kak” Kataku
ketika kak Nay membuka bungkusan yang berisi Aksesori handphone.
“Wah! Cantik cantik sekali!, makasih
banget Ya Siska!”
“Nah, yang ini.. dari mama” Kata
Mama ketika Kak Nay membuka kado yang kecil dari mama.
Kak Nay agak kecewa, dikiranya mama
hanya memberi kado biasa, ia membukanya.
CINCIN!.
“Hah! Cincin! Mamaaa! Terima kasih
ya!” Kak Nay mencoba cincin emas yang berujung love itu di jari manis kirinya,
Pas!.
“Aduh.. terima kasih ya Pa!, Ma!,
Siska!” Kata Kak Nay.
Kami berpelukan, Pokoknya malam itu
kami sangat bahagia.
The End
Langganan:
Postingan (Atom)